Selasa, 26 Maret 2013

kunang-kunang (ff)

hanya kadang-kadang, perasaan semacam itu bisa cepat sekali menguap. bahkan saat baru saja membiarkan orang lain mengetahuinya.

dia masih terlihat lincah memainkan tangan, kaki dan seluruh tubuhnya mengikuti irama hatinya. dia bergerak sesuka-sukanya. aku mengamatinya, walau tak terlalu terlihat oleh pemain lain kalau aku diam-diam sedang mengamatinya.
wajahnya tak rupawan, juga tak gagah seperti setiap wanita dambakan. dia terlihat biasa saja. sungguh biasa saja. bahkan mungkin tak ada yang sempat menilainya, dari luar.
hanya aku hampir tak pernah memandang seseorang dari celah mataku. aku terbiasa memandangi keindahan seseorang dari cerobong hatiku.
berhari-hari aku mencari arah hatiku sendiri. memendam semuanya. hanya untuk sekedar meyakinkan hatiku sendiri bahwa semuanya memang nyata ataukan hanya pantulan semu dari kekosongan yang kini kurasakan.

baiklah. malam ini, aku mau mengakui semuanya kepadamu, hei Kunang-kunang. hanya kepadamu. bukan orang lain. karna konon katanya, perasaan semacam itu bisa cepat sekali menguap bahkan saat baru saja membiarkan orang lain mengetahuinya. jadi, biarkan aku mengatakannya kepadamu saja.

"aku menyukaimu. oh, tidak. aku menyayangimu. ya. aku menyayangimu. sejak kebaikan itu kau terbitkan. sejak pandangan itu kau tautkan. aku menyayangimu."

dan perasaan itu tiba-tiba dalam sekejap benar-benar menguap. secepat setetes air yang diteteskan di atas kobaran api.

benar-benar menguap.